Selasa, 01 Maret 2011 07:26
Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika bersama Dinas ESDM Provinsi Jawa Timur dan ITS Surabaya memberikan penjelasan tentang fenomena alam yang terjadi di sekitar Gunung Wilis yang terjadi akhir-akhir ini. Penjelasan tersebut dilaksanakan di Ruang Peringgitan Pemerintah Kabupaten Nganjuk pada Selasa, 1 Maret 2011.
Selain dihadiri oleh Bupati dan Wakil Bupati, hadir pula Muspida dan jajaran Pemerintah Kabupaten Nganjuk. Menurut Bupati Nganjuk Drs H Taufiqurrahman, penjelasan ini sangat berarti sekali mengenai langkah-langkah apa saja yang akan diambil Pemerintah Kabupaten Nganjuk dalam mengantisipasi bencana yang akan terjadi.
“Dengan penanganan dini diharapkan dapat meminimalisir kerugian baik jiwa maupun material” jelasnya.
Sementara itu Petrus Deman Sili dari BMKG menjelaskan bahwa suara gemuruh dan getaran gempa yang terjadi akhir-akhir ini di wilayah Gunung Wilis meliputi Kecamatan Sawahan, Ngetos, Loceret dan bahkan Kecamatan Pace. Dari hasil studi Seismic di Kabupaten Nganjuk dari tanggal 3-21 Februari 2011 telah terjadi 103 kali getaran gempa. Getaran yang perkiraan arah dominan bervariasi dari arah selatan atau tenggara Sawahan dengan pusat getaran berada pada jarak antara 13-40 km dari Kota Nganjuk. Kekuatan getaran terbesar adalah 3,1 skala richter terjadi pada 21 Februari dengan pusat gempa berada di sekitar 28,8 km tenggara Nganjuk yang dirasakan pada skala intensitas II MMI.
BMKG melalui Pusat Gempa Nasional merilis pada tanggal 10 Februari 2011 terjadi gempa bumi dengan parameter kekuatan 2,6 skala richter pada pukul 22:46:49 WIB dengan lokasi 7,90 LS, 111,63 BT (31 KM tenggara Madiun) dengan kedalaman 10 KM yang dapat dirasakan di Ponorogo dan Trenggalek intensitas II MMI.
Pada umumnya kekuatan getaran di Kabupaten Nganjuk kurang atau sama dengan 3 skala richter dan intensitas secara empiris yang ditimbulkannya antara I – II MMI. Yang mana hal tersebut dapat dikelompokkan pada tingkat bahaya rendah dan getaran yang dirasakan juga bersifat lokal atau hanya daerah yang berdekatan dengan sumber getaran saja yang dapat merasakan efek getarannya.
Sedangkan Amin Widodo dari Pusat Studi Kebumian dan Bencana ITS memaparkan bahwa batuan akan lapuk dan hancur yang akhirnya menjadi tanah ukuran lempung yang lunak dan akan berubah menjadi cairan jika terkena air. Hal inilah yang mengakibatkan tanah longsor, sedangkan aliran debris adalah longsor dengan kecepatan tinggi tanpa peringatan. Faktor pengontrol aliran tersebut meliputi geomorfologi, struktur geologi, sifat fisik dan mekanik tanah serta hidrologi material lerang.
Untuk itu perlu peningkatan kapasitas masyarakat sebelum hujan antara lai mementuklah Satgas Bencana Longsor dan aktifkan satgas saat memasuki musim hujan. Satgas ini penting dikarenakan tanah longsor sering memutuskan jalur transportasi dan transmisi, mereka bisa terisolir. Mempelajari sejarah peristiwa longsor disekitar lereng, mengingat kejadian longsor bisa terjadi lagi di tempat yang sama atau berdekatan dengan longsor yang pernah terjadi. Lihat dan amati tanda-tanda longsor. Segera hubungi pihak yang berwenang untuk mempelajari kesiapan dan tanggap darurat serta cara-cara evakuasi. Bersamaan itu pula dibuat jalur evakuasi yang disetujui seluruh masyarakat. Rencanakan dan beritahukan dengan cermat cara-cara evakuasi untuk keluargamu sendiri. Bencana sering terjadi saat orang tua tidak dirumah. Bagi masyarakat yang hobi memelihara hewan buas dan beracun harus dihilangkan/dilarang. Dengan bantuan PMI dan SAR palajarilah PPPK dan SAR. Buat sistem peringatan dini sederhana misalnya dengan “kentongan”, peluit, dan lain-lain. Bersama-sama anggota satgas menanam pohon dilereng yang rawan longsor dengan tanaman yang berakar tunjang, jangan pohon yang berakar serabut dan menanam batang pohon yang bisa tumbuh (stek) sebagai anker dan akar serabutnya sebagai penguat kohesi tanah. Mintalah bantuan BPBD, Dinas ESDM,dll. Untuk menyiapkan itu semua termasuk minta bantuan alat komunikasi.
BMKG Beri Penjelasan Tentang Antisipasi Bencana Gunung Wilis
Brandal, Rabu, 16 Maret 2011
Label:
About nganjuk
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Comments :
Posting Komentar